Mulai Dari Diri: Refleksi dan Analisis Keberlanjutan


Artefak Praktik Mengajar yang Dilaksanakan 
Dapat diakses melalui: Laman Youtube Artefak

        Sebelum memulai topik ini, saya merenungkan kembali praktik mengajar yang pernah saya lakukan, baik saat praktik mengajar di kelas maupun saat microteaching. Dalam benak saya, scaffolding masih saya maknai sebatas bantuan ketika siswa mengalami kesulitan. Saya menyadari bahwa selama ini, saya sering memberi petunjuk, arahan, atau contoh pengerjaan soal tanpa memahami bahwa tindakan tersebut sebenarnya adalah bagian dari strategi pedagogis yang lebih besar: scaffolding dalam Zona Perkembangan Proksimal (ZPD). Saya juga menonton video pembelajaran pemberian scaffolding dan mencoba menganalisis teknik scaffolding yang digunakan. Refleksi ini membuka mata saya bahwa sebagai calon guru, saya perlu memahami lebih dalam bagaimana bantuan diberikan secara strategis. Saya mulai mempertanyakan cara saya mendampingi siswa apakah saya sudah menuntun mereka menuju kemandirian, atau justru terlalu cepat mengambil alih proses belajarnya. Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi titik awal yang sangat penting bagi saya dalam memahami topik ini secara lebih bermakna. Saya ingin membangun kesadaran bahwa menjadi guru bukan sekadar tahu apa yang harus diajarkan, tetapi juga bagaimana memberi ruang bagi setiap anak untuk berkembang dalam jalurnya masing-masing. Dengan refleksi ini, saya siap membuka diri untuk belajar dan memperbaiki cara pandang saya terhadap peran scaffolding dalam proses pembelajaran yang utuh.

Comments